TANGERAG - Akhir akhir ini sudah 1 Bulan warga Desa Talagasari kerap mendapati kemunculan Hantu jenis Pocong, hal ini menjadikan warga resah dan takut keluar malam.
Lokasi berada disekitar TPU Wakaf keluarga belakang SDN Talagasari Rt.005/02. Hal ini dibenarkan oleh Ahmad Patoni, Ketua Rt.005/02 karena beberapa kali mendapat laporan dari warga sekitar TPU yang kebetulan, TPU wakaf keluarga yang luasnya hampir 500 meter persegi ini berada ditengah pemukiman, Jumat (21/6/2024).
Saat dikonfirmasi melalui Telphone A.Patoni menjelaskan benar bahwa ada aduan warga terkait gangguan mahkluk halus jenis pocong. Bahkan Ketua RT dan warga sempat begadang dan Ronda sekitar TPU ini.
"Benar bahwa ada laporan warga sekitar TPU belakang SDN Talagasari bahwa warga kerap melihat penampakan hantu pocong di sekitar TPU yang jaraknya berdampingan dengan rumah warga tersebut dan memang ada ditengah tengah pemukiman, bahkan kami sempat Begadang dan Ronda di dekat area, namun hal yang dibilang warga tidak nampak, " ungkap Rt. Ace yang biasa dipanggil ini.
Sementara warga yang menjadi Saksi mengungkapkan bahwa pasca pemakaman jenazah baru dari Keluarga yang memiliki lahan TPU wakaf keluarga ini, fenomena ini muncul. Bahkan ada yang berhasil menangkap melalui ponsel pribadinya saat tidak sengaja membuat video sekitar TPU tersebut di ponselnya muncul foto Pocong.
Awak media mencoba mentelusuri fenomena Pocong dari beberapa sumber dan mendapatkan hal hal yang menarik tentang penomena pocong ini.
Pocong adalah sejenis hantu yang berbentuk manusia yang terbungkus dalam kafan, Orang percaya bahwa jiwa seseorang akan tinggal di bumi selama empat puluh hari setelah mereka meninggal. Dipercaya bahwa tubuh melompat keluar dari kubur untuk memperingatkan orang-orang bahwa jiwa mereka harus dibebaskan jika kain kafan tidak dilepaskan setelah empat puluh hari. Setelah ikatan diputuskan, Jiwa akan benar-benar meninggalkan Bumi.
Mitos mengatakan, bahwa kemunculan hantu pocong mengindikasikan bahwa mereka meminta pertolongan dengan membuka ikatan kain kafan mereka agar jiwa mereka bisa lepas.
Abah Jaja, Praktisi Supranatural yang cukup dikenal dikalangan Artis karena kerap mengisi acara acara yang bernuansa mistis dibeberapa Stasiun TV Nasional, saat awak media bersilaturahmi di Kediamannya di Perum Gradenia Citra Kabupaten Tangerang menjelaskan bahwa makhkuk astral salah satunya adalah pocong termasuk bangsa Jin yang ingin menjerumuskan dan kadang bangsa jin ini selalu ingin nampak dan diketahui keberadaannya oleh Manusia. Eksistensi dan keberadaan mereka ingin diakui makanya kadang suka menampakkan diri.
Baca juga:
Tony Rosyid: Firli dan Prahara di KPK
|
"Bangsa jin apapun jenisnya, masing masing berada didunia yang berbeda, kemunculan mereka kerap di akibatkan banyak hal salah satunya hanya butuh pemgakuan saja, bahwa mereka ada dan iseng tak sengaja tertangkap camera atau kebetulan bisa terlihat oleh mata kita secara kebetulan, " papar Abah Jaja.
Menurut penerawangan abah Jaza fenomena di TPU itu hanya kebetulan saja tertangkap Camera ponsel warga, apalagi gelombang Camera resolusi pas bersama munculnya gelombang panas dari Mahkluk tersebut, saya sarankan pas mau jelang magrib agar tidak berada diluar rumah, karena saat itu gelombang dan Frekuensi panas bumi dalam perubahan besar, energi inilah yang dimanfaatkan mahluk astral.
" Jika jelang magrib mari kita Siap siap untuk Sholat dan berada di dalam rumah karena energi ketika siang menjadi malam ini energi sangat besar, makanya seiring adzan semua mahluk astral berlarian dan sembunyi dari pengaruh energi yang luar tersebut, " jelas Abah Jaja.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menyebutkan anjuran untuk tetap berdiam di dalam rumah ketika waktu maghrib tiba. Ternyata hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah.
Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda: "Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam, " (Dari Jabir dalam kitab Sahih Muslim).
Penjelasan Ilmiah Soal Waktu Magrib
Mengutip buku The Science Of Shalat oleh Prof. DR. Ir. H. Osly Rachman, dijelaskan bahwa menjelang waktu Maghrib, alam akan berubah menjadi spektrum cahaya warna merah. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetis (EM) yang memiliki spectrum warna yang berbeda satu sama lain.
Masing-masing spektrum warna mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda. Ketika tiba waktu Maghrib, terjadi perubahan spektrum warna alam menjadi merah. Warna merah ini memiliki frekuensi yang sama dengan jin dan iblis.
Dengan frekuensi alam yang sama ini, para jin dan iblis memiliki tenaga yang sangat kuat. Sementara bagi manusia, terjadi frekuensi warna alam yang saling tumpang tindih antara peralihan terang ke gelap. Hal ini menjadikan penglihatan justru menjadi kabur dan kurang fokus.
Dalam ajaran Islam, pada waktu Maghrib dijelaskan bahwa setan datang bersamaan dengan datangnya kegelapan. Setan dan jin ini mulai menyebar mencari tempat tinggal dan tempat berlindung, jumlahnya tak ada yang tahu selain Allah SWT.
Para setan yang mencari tempat berlindung ini melarikan diri dari setan lain yang memiliki kekuatan lebih besar. Mereka akan bergerak dengan cepat melebihi kecepatan manusia. (Hadi)